Penanganan Pasca Panen: Cara Memperlambat Pembusukan pada Tomat
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Buah tomat
mudah didapatkan di Indonesia. Tomat (Licopersicum esculentum) dapat dimanfaatkan sebagai bumbu masak
sehari-hari, bahan baku industri saus tomat, buah segar, buah kalengan, bahkan
dapat sebagi bahan kosmetik dan obat-obatan.
Tomat sangat
bermanfaat bagi tubuh karena mengandung vitamin dan mineral yang diperlukan
untuk pertumbuhan dan kesehatan. Buah tomat juga mengandung karbohidrat,
protein, lemak dan kalori. Kandungan karotin yang berperan sebagai provitamin A
pada buah tomat sangat tinggi terlihat dari warna jingganya. Vitamin C dalam
tomat bermanfaat sebagai antioksidan dan antisclerosis.
Dengan
banyaknya kandungan gizi tadi, tomat berkhasiat untuk mengobati beberapa
penyakit seperti sariawan, Xerophtalmia (penyakit kekurangan
vitamin A), batu ginjal, asma, lever, encok, bisul, jantung dan wasir. Untuk menjaga kualitas tomat, selain
pembudidayaan yang baik diperlukan perlakuan pascapanen yang baik pula.
Kualitas tomat
terus berubah setelah pemanenan. Selama periode penyimpanan, dapat
terjadi overripe (lewat matang) secara cepat tergantung dari
temperatur dan kematangan saat panen. Buah yang lewat matang mengalami
penurunan kualitas dan pengurangan umur simpannya karena buah terlalu lunak.
Pengolahan dengan suhu rendah
bertujuan untuk memperlambat atau menghentikan metabolisme. Hal ini dilakukan
berdasarkan fakta bahwa respirasi pada buah dan sayuran tetap berlangsung
setelah panen, sampai buah dan sayuran itu membusuk; dan pertumbuhan bakteri di
bawah suhu 100C akan semakin lambat dengan semakin rendahnya suhu.
Proses metabolisme sendiri terganggu
apabila terjadi perubahan suhu. Sehingga penyimpanan suhu rendah dapat
memperpanjang masa hidup jaringan-jaringan dalam bahan pangan karena penurunan
aktivitas respirasi dan aktivitas mikroorganisme.
1.2
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai pemenuhan tugas mata kuliah
Teknologi Penanganan Hasil Pertanian
2. Mengetahui bahwa suatu kelembaban
ataupun ruangan mempengaruhi cepat lambatnya proses pembusukan.
3. Mengetahui berbagai ciri ciri
keadaan tomat pada saat akan membusuk.
4. Mengetahui berbagai faktor faktor
yang mempengaruhi cepat lambatnya pembusukan pada tomat
5. Lebih mengenal jenis jenis dan
berbagai khasiat pada buah tomat
6. Mengetahui pengaruh dari suatu
ruangan yang mempengaruhi cepat lambatnya proses pembusukan.
7. Mengetahui cara menyimpan tomat yang
baik agar tidak membusuk sehingga dapat di gunakan dalam jangka waktu yang
lebih lama.
8. Mengetahui beberapa bakteri yang
membantu dalam proses pembusukan.
1.3 Manfaat
Menambah wawasan dan pengetahuan bagi kita dan sebagai bahan pembahasan dalam
rangka menambah pengetahuan mahasiswa untuk mengembangkan Ilmu Pengetahuan
di bidang Mikrobiologi sehingga dapat menangani hasil pertanian dengan baik dan
mencegah berbagai kerusakan hasil panen.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Tomat (Solanum lycopersicum syn. Lycopersicum
esculentum) adalah tumbuhan keluarga Solanaceae,
berasal dari Amerika Tengah dan Selatan, dari Meksiko sampai Peru. Kata tomat
berasal dari bahasa Aztek, salah satu suku Indian yaitu xitomate atau
xitotomate. Tanaman tomat menyebar ke seluruh Amerika, terutama ke wilayah yang
beriklim tropik, sebagai gulma. Penyebaran tanaman tomat ini dilakukan oleh
burung yang makan buah tomat dan kotorannya tersebar kemana-mana. Penyebaran
tomat ke Eropa dan Asia dilakukan oleh orang Spanyol. Tomat ditanam di
Indonesia sesudah kedatangan orang Belanda. Dengan demikian, tanaman tomat
sudah tersebar ke seluruh dunia, baik di daerah tropik maupun subtropik.
(Pracaya, 2012).
Epidermis pada
buah atau sayuran yang berbentuk buah biasanya dibentuk oleh sel - sel yang
sangat kecil sehingga menyerupai dinding tebal yang kompak tanpa ruang antar
sel kecuali pada bagian stomata dan lentisel. Bentuk sel epidermis bervariasi
tergantung pada spesies dan varietas. Pada buah tomat, varietas yang tahan
terhadap retakan memiliki sel epidermis berbentuk datar, sementara pada
varietas yang mudah mengalami keretakan kulit, sel epidermisnya berbentuk
bundar (Rančić et al, 2010).
![](file:///C:/Users/MICRO-~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.png)
Tujuan penyimpanan bahan makanan
adalah agar bahan makanan tidak mudah rusak dan kehilangan nilai gizinya. Semua
bahan makanan dibersihkan terlebih dahulu sebelum disimpan, yang dapat
dilakukan dengan cara mencuci. Setelah dikeringkan kemudian dibungkus dengan
pembungkus yang bersih dan disimpan dalam ruangan yang bersuhu rendah
(Kusmayadi, 2008).
Pembusukan
adalah peristiwa perubahan kimia karena mikroorganisme. Pada tomat yang
membusuk, tomat berubah menjadi bau, berlendir, dan mengeluarkan gas. Oleh karena
sifat tomat setelah membusuk berbeda dengan tomat sebelum membusuk, maka
peristiwa pembusukan apel dapat dikatakan sebagai perubahan kimia.
Pembusukan
benda terjadi karena adanya pengaruh bakteri pembusuk. Pembusukan lebih sering
terjadi pada benda atau makanan yang basah dan lembab. Hal ini karena kadar air
yang tinggi dalam makanan mempercepat proses pembusukan. Supaya makanan tidak
cepat busuk dapat diberi bahan pengawet alami seperti kunyit, garam
(diasinkan), atau dimasukan ke dalam kukas.
Bakteri
adalah salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam proses pembusukan
bahan makanan. Karena bahan makanan merupakan substrat yang baik untuk
pertumbuhan bakteri. Bahan makanan yang telah terkontaminasi bakteri
menyebabkan perubahan fisik maupun perubahan kimia. Pertumbuhan bakteri
dipengaruhi oleh lingkungan yang sangat menguntungkan bagi tersedianya zat-zat
makanan untuk mikroorganisme yang konsentrasinya ideal atauisotonik.
Salah
satu cara untuk menghambat pertumbuhan bakteri dilakukan (Al2(SO4)314H2O) dalam
bentuk larutan yang bersifat asam dan berfungsi sebagai astringent sifat yang
dapat menurunkan pH makanan, mengkerutkan jaringan sehingga menghambat
pertumbuhan bakteri pembusuk.
Dilihat
dari peranannya dalam pengurangan air, maka bahan pangan yang ditambah tawas
dengan konsentrasi tertentu akan menurunkan kandungan air. Hal ini karena ada
tekanan osmotik yang menarik air keluar dari bahan pangan tersebut. Dengan adanya tekanan osmotik pada
larutan tawas yang sangat tinggi maka sel bakteri akan mengalami lisis
(pemecahan sel) sehingga pertumbuhan bakteri akan terhambat dan mati, hal ini
disebabkan karena medium atau bahan makanan mempunyai kerapatan molekul yang
lebih besar dari sel-sel jasad renik, sehingga air keluar dari sel-sel jasat renik
dan jasad renik mengkerut dan mengalami lisis sel hingga menjadi kering dan
mati.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Pengertian dan Manfaat tomat
Berikut ini klasifikasi tanaman tomat secara lengkap :
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan
berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta
(Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan
berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua
/ dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Solanales
Famili: Solanaceae (suku
terung-terungan)
Genus: Solanum
Spesies: Solanum lycopersicum L
Banyak orang mengelompokkan tomat
dalam sayur-sayuran. Hal ini sah-sah saja lantaran tomat memang sering
dimasukkan dalam kelompok sayuran ketimbang buah-buahan. Tomat berasal dari
bahasa Aztek, salah satu Suku Indian, yaitu xitomate atau xitotomate. Tanaman
tomat ini berasal dari Peru dan Ekuador di Amerika Selatan. Tomat menyebar ke
seluruh dunia khususnya negara yang beriklim tropis setelah berkembang di
Amerika sebagai gulma (tanaman pengganggu)
Tomat (Licopersicum
esculentum Mill) salah satu sayuran buah yang banyak dikonsumsi sehari-hari
oleh masyarakat yang dimanfaatkan sebagai bumbu masak maupun dikonsumsi sebagai
buah langsung atau dibuat jus terlebih dahulu. Selain itu, juga sebagai bahan
baku industri saus tomat, buah kalengan, bahan kosmetik dan obat-obatan.
Melihat dari manfaat dan khasiat buah tomat tersebut serta sifatnya mudah
rusak, maka perlu upaya untuk menjaga kualitas buah tomat melalui pasca panen
yang baik.Kandungan Nutrisi Tomat.
Menurut Titien RK, dokter spesialis
nutrisi, tomat mengandung berbagai zat yang berguna bagi tubuh. Tomat
mengandung protein, fosfor, zat besi, belerang, vitamin A, B1, C dan
betakaroten jenis likopen. Akan tetapi, kandungan yang terbesar adalah likopen
yakni hampir 50 persen lebih. Menurutnya jenis tomat terbaik adalah tomat
mengandung banyak vitamin C, sekitar 25 mg. Tetapi tidak semua tomat memiliki
kandungan nutrisi tinggi. Ada hal eksternal dan internal yang ikut mempengaruhi
kandungan nutrisinya.
Tujuan melakukan pasca panen yang baik untuk mendapatkan buah
tomat berkualitas baik agar dapat berdaya saing dan mengurangi kehilangan hasil
karena rusak, serta mempertahankan umur simpan. Ciri buah tomat berkualitas
baik, antara lain: penampilan mulus, warna segar, keras, rasa segar, dan
kandungan nutrisi di dalam buah tomat tidak berkurang. Kegiatan pasca panen
meliputi: perlakuan segera setelah panen, Trimming dan Cleaning, sortasi dan
grading, pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutan.
3.2
Perlakuan Segera Setelah Panen
Perlakuan
segera setelah panen untuk mengurangi kerusakan yang dapat terjadi setelah
panen, memperlambat pematangan dan mempertahankan kualitas serta memperpanjang
waktu penyimpanan, sehingga siap dipasarkan untuk diangkut ke gudang /packinghouse. Perlakuan segera setelah panen
meliputi:
a. Siapkan kerangjang / peti, kontainer, tenda panen / saung,
sarung tangan, karung untuk tempat sampah, alas plastic / terpal;
b. Tenda panen/saung untuk tempat penampungan hasil panen buah
tomat, harus terlindung dari air hujan serta sinar matahari langsung, sirkulasi
udara baik, bersih dari sampah, dan lokasinya dekat atau di dalam kebun tomat
tersebut;
c. Pada saat pengumpulan hasil panen buah tomat, lakukan sortasi
awal dengan cara membuang buah tomat yang terkenan hama/penyakit, tidak utuh
(rusak, busuk, cacat, dan kerusakan lainnya) dan memasukan buah tomat utuh dan
sehat dalam keranjang / peti yang bersih; dan
d. Isi keranjang / peti tidak boleh terlalu padat dengan tujuan
untuk mengurangi terjadinya tekanan.
1. Trimming dan Cleaning
Trimming adalah mengambil dan membuang bagian yang tidak terpakai,
seperti tangkai, daun kering jika tidak diperlukan. Sedangkan cleaning adalah
membersihkan buah dari kotoran, debu, tanah, dan pestisida yang menempel pada
buah. Perlakuan trimming dan cleaning ini untuk mendapatkan buah tomat yang
bersih dan sesuai dengan permintaan pasar. Caranya sebagai berikut: 1) Siapkan
lap (bahannya halus dan mudah dibersihkan), sarung tangan, wadah bersih, dan
tempat sampah; dan 2) Buah tomat yang sudah dikumpulkan di tenda/saung, segera
dibersihkan. Cara membersihkannya dengan cara: 1) Mengambil dan membuang bagian
yang tidak terpakai, seperti tangkai, daun kering jika tidak diperlukan; dan 2)
Lalu setiap buah yang kotor dilap dengan menggunakan lap bersih untuk menghilangkan
kotoran, debu, tanah, dan pestisida yang menempel pada buah.
2. Sortasi dan Grading
Sortasi adalah kegiatan memisahkan buah yang bermutu baik (layak
dipasarkan) dengan buah yang rusak (tidak layak dipasarkan). Adapun grading
adalah pengkelasan/penggolongan buah tomat berdasarkan kriteria kualitas buah
sesuai kebutuhan pasar lokal, ekspor atau berdasarkan kesepakatan. Kelas A:
> 125 gram/buah, kelas B: 100 – 125 gram/buah, dan kelas C: < 80 – 100
gram/buah. Cara sortasi dan grading sebagai berikut: 1) Siapkan alat yang akan
digunakan, yaitu: kontainer box/wadah, lap, tempat sampah untuk membuang buah
tomat yang rusak, dan sarung tangan plastik; dan 2) Untuk keperluan pasar
lokal, pisahkan kelas A: > 125 gram/buah; 3) kelas B: 100 – 125 gram/buah,
dan kelas C: < 80 – 100 gram/buah.
3. Pengemasan
Pengemasan merupakan proses perlindungan buah tomat dari gangguan
faktor luar yang dapat mempertahankan kualitas dan masa simpan, memudahkan
penanganan dan meningkatkan nilai jual produk. Pengemasan tomat untuk tujuan
pasar lokal berbeda dengan tujuan untuk ekspor.
Ada beberapa syarat yang harus diprnuhi dalam
proses pengemasan, di antaranya sebagai berikut:
·
Sterilisasi
alat pengemas harus terjamin
·
Alat pengemas
sebaiknya terbuat dari bahan yang kuat dan ringan
·
Buah yang
dikemas tidak boleh melebihi daya tampung pengemasan
·
Dasar dan
tepi alat pengemas diberi pelindung yang terbuat dari jerami kering atau
guntingan-guntingan kertas
·
Penyusunan
buah tomat harus rapi sesuai dengan daya tampung
·
Penutup alat
pengemas harus kuat. Bahan yang digunakan bisa berupa tali atau paku.
Penggunaan paku sebaiknya tidak mengenai buah yang telah dikemas.
Teknik pengemasan bertujuan untuk melindungi buah
dari kerusakan mekanis akibat gesekan maupun benturan selama pengangkutan. Cara pengemasan tomat untuk pasar lokal: buah tomat dimasukkan dalam
kotak kayu yang diberi alas kertas buram dengan disusun merata hingga penuh.
Lapisan tomat ditutup dengan kertas buram, lalu kotak ditutup dengan papan kayu
yang dikuatkan dengan paku dan plat plastic (striping band). Sedangkan cara
pengemasan tomat untuk ekspor: buah tomat dimasukan dalam kardus khusus dari
eksportir untuk kapasitas 10 kg yang dilengkapi dengan lubang kecil, nama
dagang dan tanggal panen.
![Hasil gambar untuk pengemasan tomat di peti kayu](file:///C:/Users/MICRO-~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.jpg)
Gambar 1.
Pengemasan tomat untuk ekspor
![Hasil gambar untuk penyimpanan tomat](file:///C:/Users/MICRO-~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image008.jpg)
Gambar 2.
Pengemasan tomat pada peti kayu
4. Penyimpanan
Penyimpanan untuk membantu menampung produk tomat yang melimpah dan
membantu dalam pengaturan pemasaran. Penyimpanan dilakukan setelah buah tomat
dikemas, dikumpulkan di ruang penyimpanan untuk mempertahanan daya simpan buah
tomat agar terhindar dari kerusakan dan tetap segar.
Cara menyimpan buah tomat sebagai berikut: 1) Siapkan ruang
penyimpanan yang bersih, aman dari ganggungan hama penyakit; 2) Aturlah suhu
ruang penyimpanan antara 7 – 10o C; 3) Untuk pengiriman jarak jauh yang
menggunakan mobil box berpendingin dan membutuhkan waktu simpan lama, tomat
harus mencapai suhu 10o C agar dapat bertahan untuk beberapa hari.
5. Pengangkutan
Pengangkutan merupakan kegiatan memindahkan tomat dari produsen
sampai konsumen akhir dengan mempertahankan kualitas tetap baik. Memindahkan
dengan menggunakan alat angkutan yang bersih dan dapat mengamankan dari
kerusakan fisik maupun fisiologis. Dalam pengangkutan juga harus diperhatikan
tumpukan kemasan tomat jangan terlalu tinggi untuk menjaga rusaknya kemasan
paling bawah.
3.3
Memperlambat
Pembusukan Buah Tomat
1.
Pengertian pembusukan
Pembusukan
adalah peristiwa perubahan kimia karena mikroorganisme. Pada tomat yang
membusuk, tomat berubah menjadi bau, berlendir, dan mengeluarkan gas. Oleh
karena sifat tomat setelah membusuk berbeda dengan tomat sebelum membusuk, maka
peristiwa pembusukan tomat dapat dikatakan sebagai perubahan kimia.
Pembusukan benda terjadi karena
adanya pengaruh bakteri pembusuk. Pembusukan lebih sering terjadi pada benda
atau makanan yang basah dan lembab. Hal ini karena kadar air yang tinggi dalam
makanan mempercepat proses pembusukan. Supaya makanan tidak cepat busuk dapat
diberi bahan pengawet alami seperti kunyit, garam (diasinkan), atau dimasukan
ke dalam kukas.
2.
Bakteri Pembusuk
Bakteri
adalah salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam proses pembusukan
bahan makanan. Karena bahan makanan merupakan substrat yang baik untuk
pertumbuhan bakteri. Bahan makanan yang telah terkontaminasi bakteri
menyebabkan perubahan fisik maupun perubahan kimia. Pertumbuhan bakteri
dipengaruhi oleh lingkungan yang sangat menguntungkan bagi tersedianya zat-zat
makanan untuk mikroorganisme yang konsentrasinya ideal atau isotonik.
Salah satu
cara untuk menghambat pertumbuhan bakteri dilakukan (Al2(SO4)314H2O) dalam
bentuk larutan yang bersifat asam dan berfungsi sebagai astringent sifat yang
dapat menurunkan pH makanan, mengkerutkan jaringan sehingga menghambat pertumbuhan
bakteri pembusuk. Dilihat dari peranannya dalam pengurangan air, maka bahan
pangan yang ditambah tawas dengan konsentrasi tertentu akan menurunkan
kandungan air.
Hal ini
karena ada tekanan osmotik yang menarik air keluar dari bahan pangan tersebut.
Dengan adanya tekanan osmotik pada larutan tawas yang sangat tinggi maka sel
bakteri akan mengalami lisis (pemecahan sel) sehingga pertumbuhan bakteri akan
terhambat dan mati, hal ini disebabkan karena medium atau bahan makanan
mempunyai kerapatan molekul yang lebih besar dari sel-sel jasad renik, sehingga
air keluar dari sel-sel jasat renik dan jasad renik mengkerut dan mengalami
lisis sel hingga menjadi kering dan mati. Oleh karena itu penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi tawas terhadap lisis sel
bakteri untuk melihat kemampuan merusak dinding sel bakteri.
3.
Faktor yang mempengaruhi laju pembusukan
a. Ukuran materi
b. Suhu
c. Kelembaban ruangan
d. Tekstur dari makanan / buah
Masalah
yang menyebabkan tomat yang ada pada plastik cepat membusuk dari pada tomat
yang ada di dalam kulkas adalah karena suhu di dalam plastik lebih sedikit atau
pengap sehingga menyebabkan bakteri yang menyebabkan pembusukan menjadi lebih
cepat berkembang. Solusi agar tomat tidak cepat membusuk adalah dengan
menempatkan tomat di tempat yang udaranya lembap sehingga bakteri tidak cepat
menyerang buah tersebut.
Buah
tomat cepat membusuk disebabkan karena beberapa hal antara lain yaitu oleh
bakteri dan suhu ruangan. Bakteri dan suhu ruangan juga mempunyai kaitan satu
sama lain, suhu yang pengap menyebabkan bakteri dapat dengan mudah menyerang
tomat. Mikroorganisme sangat berpengaruh dalam pembusukan buah tomat terutama
adalah bakteri contohnya : Pseudomonas solanacearum, dan lain lain.
Penyebabnya adalah karena tomat di simpan di tempat yang bersuhu pengap,
sehingga bakteri tersebut menjadi cepat tumbuh.
Tomat
minimal membutuhkan 4 hari untuk membusuk. Ciri-ciri atau tanda-tanda tomat
membusuk adalah tomat menjadi layu, timbul bercak-bercak pada permukaan tomat,
tomat menjadi lembek dan tomat mengeluarkan air. Kita dapat mempertahankan
tomat dalam jangka waktu yang lama dengan berbagai cara yaitu dengan
menyimpannya di tempat yang lembap (di dalam kulkas), mencucinya sebelum
menyimpannya sehingga tomat lebih bersih dan segar, menjauhkan berlama-lama di
bawah sinar matahari dan menyimpannya dalam kantong plastik sebelum dimasukkan
ke dalam kulkas.
Tomat
cepat membusuk jika kita menyimpannya pada ruangan yang bertemperatur 270C.
Pemetikan dan perlakuan yang hati – hati pada tomat dapat mencegah kerusakan
pada waktu penyimpanan. Suhu penyimpanan yang baik untuk tomat yang masih
mentah (hijau) adalah 13oC, sedangkan untuk tomat masak (merah) 10oC.
4.
Penyimpanan
Buah tomat yang
telah dipanen akan tetap melangsungkan respirasi. Proses respirasi yang
menyebabkan pembusukan ini terjadi karena perubahan-perubahan kimia dalam buah
tomat dari pro-vitamin A menjadi vitamin A, pro-vitamin C-menjadi Vitamin C,
dan dari karbohidrat menjadi gula, yang menghasilkan CO2, H2O,
dan etilen.
Akumulasi produk-produk respirasi inilah yang
menyebabkan pembusukan. Respirasi ini tidak dapat dihentikan namun bisa
dihambat yaitu dengan menyimpannya pada suhu dan kelembaban rendah. Penyimpanan
suhu rendah dapat dilakukan secara sederhana dalam lemari es, namun di tempat ini
kelembabannya tinggi. Mengingat barang-barang yang mudah menguap juga tersimpan
di dalam lemari es proses respirasi buah tomat tidak dapat dihambat dengan
sempurna.
Ada beberapa
macam cara penyimpanan yang dilakukan untuk mempertahankan kesegaran buah
tomat, antara lain yaitu (Liu, 1999):
a.
Udara dingin biasanya digunakan pada rumah-rumah
penyimpanan, atau di bawah tanah atau di gudang penyimpanan menggunakan udara
dingin alami.
b.
Penyimpanan menggunakan lemari pendingin (cold storage)
mengontrol suhu dan kelembaban udara.
c.
Penyimpanan dengan controlled atmosphere (CA)
mengendalikan konsentrasi oksigen dan karbon dioksida, sebagai tambahan untuk
suhu dan kelembaban.
d.
Penyimpanan dengan modified atmosphere (MA)
juga mengontrol konsentrasi oksigen dan karbondioksida, walau tidak sebaik CA,
dengan menggunakan lembar polimer semipermiabel.
Menurut Liu (1999), pengendalian yang
baik pada temperatur, kelembaban dan komposisi udara memaksimalkan umur simpan
suatu produk.
5. Pengawetan
Buah dan sayuran
merupakan salah satu komoditas yang rentan terhadap kerusakan. Sejumlah
teknologi pengawetan terhadap buah dan sayuran dengan menggunakan bahan kimia
telah banyak dikembangkan. Namun, penggunaan bahan kimia seperti lilin untuk
mengawetkan beberapa jenis buah cukup berbahaya. Sejumlah bahan-bahan alami
sebenarnya mampu menjadi pengawet buah.
Salah satu bahan
alami yang memiliki kemampuan untuk mengawetkan adalah lidah buaya. Sebuah
riset yang dilakukan di univeristas Syah Kuala pernah menguji efektivitas lidah
buaya sebagai bahan pengawet alami pada buah tomat. Gel lidah buaya sendiri
mengandung beragam antibiotik dan anti cedawan yang berguna untuk mengambat
atau menghalangi mikroorganisme yang bisa mengakibatkan keracunan makanan pada
makanan karena makanan yang sudah membusuk.
Lidah buaya juga
mengandung enzim oksidase sebagai antioksidan. Selama ini, antioksidan
merupakan salah satu bahan aditif yang dapat melindungi bahan pangan dari
kerusakan karena terjadinya reaksi oksidasi lemak atau minyak. Antioksidan
adalah senyawa yang terdapat secara alami dalam hampirt semua bahan pangan,
antioksidan dapat juga memperpanjang umur simpan bahan pangan dengan cara
melindungi bahan pangan terhadap deteriorisasi yang disebabkan oleh oksidan
seperti ketengika, perubahan warna, dan hilangnya nilai nutrisi.
Pengawetan
tomat hasil agribisnis dapat dibagi dalam tiga golongan yaitu, pengawetan
secara alami, pengawetan secara biologis, dan pengawetan secara kimiawi.
Ø Pengawetan secara alami
Pengawetan secara
alami meliputi pengawetan pemanasan dengan bantuan sinar matahari dan
pengawetan pendinginan dengan menggunakan es pada cold storage.
Ø Pengawetan secara biologi
Proses pengawetan
secara biologis dilakukan dengan pemeraman, misalnya dengan menggunakan ragi
atau fermentasi menjadi manisan tomat, dan olahan lainnya.
Ø Pengawetan secara kimia
Pengawetan ini
menggunakan bahan-bahan kimia seperti gula pasir, kimia, sebab bahan-bahan
kimia dalam asap dimasukan kedalam makanan yang diawetkan. Apabila pemakaiannya
tepat, pengawetan dengan bahan-bahan kimia dalam makanan sangat praktis karena
dapat menghambat berkembang biaknya
mikroorganisme sepeti kapang atau jamur, bakteri dan ragi
BAB
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penanganan
pasca panen produk hortikultura adalah
hal sangat penting dilakukan mengingat bahan ini cepat rusak dalam waktu
relatif singkat. Satu hal yang layak
diusulkan adalah penggunaan sistem
penyimpanan terintegrasi dimana dipadukan pendinginan terkontrol dengan
transportasi (moveable storage)
sehingga komoditas cepat sampai konsumen dalam keadaan masih segar.
Tomat mudah membusuk karena
disebabkan oleh beberapa hal, tetapi tomat juga dapat disimpan dalam jangka
waktu yang lebih lama apabila kita dapat melakukannya dengan baik. Jadi, penyebab
utama pembusukan pada tomat adalah bakteri dan suhu. Kualitas buah
tomat segar dilihat dari penampilan, warna, kekerasan dan rasanya.
Mengingat buah tomat merupakan salah
satu dari sekian banyak produk yang mudah rusak, maka untuk memperpanjang umur simpan
sebaiknya
menggabungkan teknik pengemasan dengan teknik penyimpanan yang
baik
sehingga dapat menjaga penampilan fisik maupun kandungan nutrisi di dalam buah tomat.
4.2
Saran
a. Selalu memperhatikan kesehatan dari
tomat sebelum kita membeli tomat untuk menghindari tomat membusuk dengan cepat.
b. Mencuci terlebih dahulu sebelum
menyimpan tomat.
c. Menyimpan tomat pada suhu yang
lembap (di dalam kulkas).
d. Menyimpan tomat ke dalam pantong
plastik terlebih dahulu sebelum menyimpannya di dalam kulkas.
Komentar
Posting Komentar